Labels

10 muharram (1) 2 way mirror (1) 2014 (1) agama ini milik Allah (1) akhir zaman (1) Allah (1) Allah jaga hati (3) ampun dosa (3) anak (3) anak nakal (1) AWAABIIN (1) ayat alquraan (1) ayat lima belas (1) bencana (1) bercinta (2) berharap kepada Allah (1) bertaubat (1) budu (1) cinta (4) cinta kerana Allah (2) couple (2) dajjal (1) dapatkan pasangan (1) dhearty (1) DHUHA (1) di cintai Allah (3) diri (1) doa (5) doa mendapatkan pasangan (1) doa mohon jodoh dan keturunan yang baik (3) DOA UNTUK ANAK AGAR LEMBUT HATI (1) Doa untuk anak anak menjadi soleh dan solehah (1) Doa untuk menangani anak nakal (1) Doa Untuk Mendapatkan atau Melupakan Pasangan (1) emel berantai (1) girl (1) good life partber (1) hadis (1) hajat (1) halal (1) haram (1) hari asyura (1) helping each others (1) hukum (2) hukum sebar surat berantai (1) husnozon (1) ingatan bersama (1) ISYRAK (1) Jangan Putus Asa (1) jodoh (2) jodoh baik (2) kahwin (1) kawan (3) kecewa (1) kecil hati (1) keturunan baik (2) khasiat ayat al quraan (1) lelaki (1) liriklagu (1) love (3) malaikat (1) mata (1) maulidur rasul (1) mirror (1) muhasabah diri (1) naked (1) nasihat (2) nasyid (1) nikah (1) no love until akad (1) our love story (1) pasangan (1) pengajaran (1) pengasih (1) penjaga Ka'abah (1) permatayangdicari (1) petai (1) PINTAR DAN SOLEH (1) playgirl (1) prayers (1) rahsiah wanita (1) Redha (1) sahabat (2) sedih (1) selawat (1) selawat syifa (1) Sheikh Ahmad (1) sms berantai (1) Soal-Jawab Isu Kalimah Allah SWT - Council of Churches Malaysia VS Sultan Selangor (1) solat berjemaah (1) solat jumaat (1) soleh (1) solehah (1) SUNAT (1) sunnah (1) surat berantai (1) suuzon bersangka baik (1) syariat (1) Syukur (1) takenote (1) taubat (1) teman (1) tenang hati (1) terluka (1) tidak puas hati (1) tidur (1) tidur lepas asar (1) tidur maghrib (1) tips atasi zina hati (1) tolong orang (1) true love :) (1) uhibbuki Fillah (1) uhibukkifillah (1) wajib (1) wudhuk (1) zina hati (2)

Sunday, February 19, 2012

11 ORANG YANG MENDAPAT DOA MALAIKAT



11 ORANG YANG MENDAPAT DOA MALAIKAT : 

1. Orang yang tidur dalam keadaan bersuci.

2. Orang yang sedang duduk menunggu waktu solat.

3. Orang yang berada di saf depan solat berjemaah.

4. Orang yang menyambung saf pada solat berjemaah (tidak membiarkan kekosongan di dalam saf).

5, Kalangan malaikat mengucapkan ‘amin’ ketika seorang imam selesai membaca al-Fatihah.

6. Orang yang duduk di tempat solatnya selepas melakukan solat.

7. Orang yang melakukan solat Subuh dan Asar secara berjemaah.

8. Orang yang mendoakan saudaranya tanpa pengetahuan orang yang didoakan.

9. Orang yang membelanjakan harta (infak).

10. Orang yang sedang makan sahur.

11. Orang yang sedang menjenguk (melawat) orang sakit.

Sumber : Ma'ar Rahman



copied status : Heliza Helmi

please comment, do you like this post o not? tq

Thursday, February 9, 2012

The Etiquette for Salat al-Jumuah





Don't forget to share this article after reading


"O believers, when the call is proclaimed for the prayer on Friday, come to the remembrance of Allah and leave off business, that is better for you if you but did know." [Al-Jumuah, 62:9]
Purifying and cleaning oneself
The person intending to perform Salat al-Jumuah is highly encouraged to have ghusl (full bath or shower). The majority of the scholars are of the opinion that the ghusl for Salat a-Jumuah is recommended (sunnah) but not obligatory. The ghusl is performed starting from the time of Fajr Prayer. Also, if a person performs ghusl and then later invalidates his ablution, he need not repeat the ghusl. Making ablution (wudhu) suffices. Furthermore, one ghusl may be used for removing sexual defilement (janabah) and for Salat al-Jumuah.
Going early to the masjid
There is a great reward in going early to Salat al-Jumuah, beginning after sunrise. By leaving for Salat al-Jumuah, one gets the reward of waiting for the Prayer, making dhikr (remembering Allah) and voluntary prayers during that time. Abu Umamah narrated that the Messenger of Allah (sallallahu `alaihi wa sallam) said, "The angels sit at the doors to the Masjids and with them are scrolls in which they record the people [who come]. When the Imam appears, the scrolls are rolled up." Abu Umamah was asked, "Does the one who comes after the Imam still have a Friday Prayer?" he said, "Certainly, but he is not one of those who is recorded [as coming early]." [Ahmad and al-Tabarani]
Dressing well for Salat al-Jumuah
This is a special time that requires Muslims to appear in the best manner possible. One should therefore put on his best attire for Salat al-Jumuah.
The Prophet (sallallahu `alaihi wa sallam) said, "If one has the means, he should buy two pieces of clothing, other than his work clothes or [everyday clothing], to wear on Friday." [Abu Dawud]
Performing tahiyyat al-Masjid
If a person comes late to the Friday Prayer while the Imam is delivering the khutbah, should he pray the two rak`ahs of tahiyyat al-Masjid (prayer of greeting the mosque) and the sit or should he simply skip them? The strongest opinion is to perform the tahiyyat al-Masjid based on the Hadith of the Prophet (sallallahu `alaihi wa sallam): "If one of you comes to the Masjid, he should pray two rak`ahs before he sits" [Al-Bukhari and Muslim]. However, tahiyyat al-Masjid is not required of the person giving the khutbah. Also, this requirement is limited only to prayers offered in a Masjid.
  1. Walking to the Masjid whenever feasible as there is a reward for every step taken to the Masjid.
  2. Avoiding stepping over people to get to a particular spot in the Masjid.
  3. Avoiding dividing two people who are sitting together.
  4. Not making someone stand and taking his place.
  5. Not clasping one’s hands and intertwining one’s fingers while waiting for the prayer.
  6. Sitting in the front rows and close to the Imam whenever possible.
  7. Remaining quiet while the Imam is delivering the khutbah. This actually includes listening to the Imam and not playing with anything while the Imam is speaking.
  8. Going to the Masjid in a state of calmness and not being hurried.
  9. Reciting surah al-Kahf (surah 18) as an authentic Hadith states: "For whoever recites surah al-Kahf on Friday, it will be a light for him from that Friday to the next." [Al-Bayahaqi and Al-Hakim] The surah could be read any time of the day.
Indeed, Salat al-Jumuah is one of the most important acts of worship in Islam. The Prophet (sallallahu `alaihi wa sallam) has described the wonderful blessings and benefits that Allah has vouchsafed upon Muslims through this magnificent act. Knowing how important this prayer is in Allah’s sight, Muslims must do their best to perform it in the best way possible. They should strive and sacrifice for the sake of this Prayer.


copied from : http://blog.iloveallaah.com/2010/07/the-etiquette-for-salat-al-jumuah/

please comment, do you like this post o not? tq

Asalkan Hatinya Baik? | iluvislam.com + discover the beauty of islam

Asalkan Hatinya Baik? | iluvislam.com + discover the beauty of islam


Anak muda di hadapan saya terus mengasak saya dengan hujah-hujah logiknya. Senang melihat anak muda yang berani dan berterus-terang begitu. Hujahnya tajam dan menikam.

"Tidak semestinya wanita yang menutup aurat itu baik, " tegasnya.

"Saya kenal beberapa orang wanita yang menutup aurat. Perangai mereka ada yang lebih buruk berbanding wanita yang tidak menutup aurat," tambahnya lagi.

Saya diam melihat dia berhujah dengan akal dan pengalaman. Namun pengalamannya agak terbatas. Berapa ramai wanita yang dikenalinya dalam usia semuda itu? Dan akalnya juga terbatas – aqal perlu dirujuk kepada naqal. Mesti memahami prinsip ilmu wahyu terlebih dahulu, kemudian barulah kita bebas menggunakan fikiran dan pengalaman tanpa terbabas.

"Sebenarnya, apa yang cuba awak sampaikan?" tanya saya lembut.

"Saya nak tegaskan bahawa wanita yang baik tidak semestinya menutup aurat."

"Justeru, wanita yang jahat itu ialah wanita yang menutup aurat?" jolok saya melayan pola logiknya berfikir.

"Er, er, bukan begitu. Maksud saya, baik atau buruknya perangai seseorang wanita tidak bergantung pada pakaiannya, samada dia menutup aurat atau tidak."

"Apa ukuran awak tentang nilai kebaikan seorang wanita?" kilas saya tiba-tiba.

"Jujur, terus-terang, pemurah, lemah-lembut..."

"Itu sahaja?"

"Ya. Pada ustaz pula apa ukurannya?"

"Kita hanya manusia. Akal kita terbatas. Ukuran dan penilaian kita juga pasti terbatas. Jika diserahkan kepada manusia mentafsir apa itu kebaikan, akan celaru dibuatnya."

"Mengapa?"

"Kerana setiap manusia ada jalan berfikirnya sendiri. Saya bimbang nilai kebaikan akan menjadi suatu yang relatif dan subjektif, padahal kebaikan itu juga seperti kebenaran... ia suatu yang objektif dan mutlak, " akui saya terus-terang.

"Habis, untuk apa kita diberi akal? Kita harus rasional dan logik!"

Saya cuba senyum lantas berkata, "akal perlu tunduk kepada penciptanya, Allah. Fikiran mesti merujuk kepada Al Quran dan Hadis. Itu kan lebih tepat... Ilmu kita terbatas, ilmu Allah Maha Luas."

"Jadi akal kita untuk apa?" desaknya lagi.

"Untuk memikirkan apa hikmah kebaikan yang telah ditentukan Allah dan bagaimana melaksanakannya dalam kehidupan."

"Ertinya akal kita terikat?"

"Akal kita bebas, tetapi dalam lingkungan syariat. Sama seperti bumi yang sedang ligat berpusing ini... tetapi tetap pada paksinya."

"Bukankah agama ini untuk orang yang berakal?"

"Betul. Tetapi tidak semua perkara dapat dicapai oleh akal. Lebih-lebih lagi perkara-perkara yang ghaib, tidak akan terjangkau oleh akal. Syurga, Neraka, Titian Sirat, Mahsyar misalnya, wajib dipercayai dan diyakini tanpa perlu dilogik-logikkan lagi. Itulah iman."

"Ah, jauh kita menyimpang. Bukankah tadi kita berbincang tentang wanita yang baik? Saya ulangi, wanita yang baik tidak semestinya menutup aurat, betulkan?"

"Separuh betul," jawab saya.

"Kalau dia wanita yang jujur, terus-terang, pemurah dan lemah lembut... ya dia 'baik' di sudut itu. Tetapi jika dia mendedahkan auratnya, dia telah melanggar perintah Allah di sudut yang lain. Dia 'tidak baik' di sudut berpakaian, kerana hukum menutup aurat telah termaktub dalam Al Quran."


Anak muda di hadapan saya muram. Nampaknya dia belum berpuas hati.

"Tetapi dia jujur, amanah..."

"Orang yang baik menurut Islam ialah orang yang baik hubungannya dengan Allah dan manusia. Menutup aurat perintah Allah."

Anak muda di hadapan saya masih tidak puas hati. Perlahan-lahan saya tusuk dengan hujah yang memujuk, "namun percayalah jika benar-benar hatinya baik, insyaAllah lambat laun dia akan menutup aurat juga."

"Apa hujah ustaz? Pengalaman? Fikiran atau telahan?"

"Masih merujuk kepada Al Hadis."

"Hadis yang mana?"

"Hadis riwayat Bukhari mengisahkan seorang wanita pelacur berbangsa Yahudi yang telah memberi minum seekor anjing yang kehausan. Atas sebab sifat belas kasihannya itu dia mendapat hidayah lalu menjadi wanita yang solehah."

"Apa kaitan cerita itu dengan subjek yang kita bincangkan ini?"

"Secara tidak langsung itu menunjukkan bagaimana jika hati seseorang mempunyai sifat-sifat baik seperti kasih sayang, belas kasihan dan pemurah, sekalipun kepada anjing, itu boleh menjadi sebab Allah kurniakan hidayah untuk dia beriman seterusnya menjadi wanita solehah."

"Maksud ustaz?"

"Jika seorang wanita itu benar-benar baik hatinya insya-Allah lambat laun dia akan menutup aurat walaupun sebelumnya tidak menutup aurat."

"Oh, begitu. Kenapa ya?"

"Allah menilai pada hati. Jika hati itu baik, lambat laun hal-hal luaran pasti mengikutnya jadi baik."

"Apa pula pendapat ustaz tentang wanita yang menutup aurat tetapi akhlak dan perangainya buruk?"

"Bab aurat dia telah selamat. Alhamdulillah, kewajiban menutup aurat telah dipatuhinya. Apa yang tinggal... dia perlu membaiki akhlak dan perangainya. Dia perlu terus berusaha."

"Jika ada berpura-pura? Menutup aurat hanya untuk menunjuk-nunjuk atau sekadar tuntutan fesyen dan trend?"

"Hati manusia kita tidak tahu. Kita tidak tahu hati wanita yang menutup aurat tu jahat atau tidak, samalah seperti kita tidak tahu samada hati wanita yang tidak menutup aurat itu baik atau tidak. Soal hati hak Allah..."

"Tetapi katalah hati wanita yang menutup aurat itu benar-benar jahat..."

"Jika hatinya benar-benar jahat... lambat laun dia akan mendedahkan auratnya semula."

"Mengapa?"

"Menutup aurat adalah pakaian wanita yang solehah. Wanita yang jahat tidak akan mampu memakai pakaian wanita solehah."

"Patutlah saya lihat ada wanita yang dulunya memakai tudung labuh, tapi kemudiannya tudungnya semakin singkat, lama kelamaan mula memakai seluar ketat, kemudian berubah kepada memakai baju T sendat... lama-kelamaan bertudung ala kadar sahaja."

"Perubahan luaran gambaran perubahan hati. Yang tidak menutup aurat... akhirnya perlahan-lahan meningkat untuk menutup aurat kerana hatinya beransur jadi baik. Sebaliknya, yang menutup aurat... secara beransur-ansur akan mendedahkan auratnya jika kualiti hatinya semakin merosot."

"Siapa wanita yang paling baik?" tiba-tiba anak muda di hadapan saya bertanya sambil merenung muka saya. Serius dan tajam renungannya.

"Tentulah isteri-isteri dan anak-anak nabi Muhammad." jawab saya pasti.

"Bagaimana pakaian mereka?"

"Tentu sahaja mereka menutup aurat. Dan mereka juga pasti memiliki hati yang baik. "

Kali ini dia pula terdiam. Melihatnya begitu saya terus mengasak, "kalaulah hati yang baik sahaja jadi pernilaian Allah, tentulah isteri-isteri dan anak-anak perempuan Rasulullah tidak perlu menutup aurat. Hati mereka sudah baik. Namun tidak begitu, hati yang baik bukan alasan untuk mendedahkan aurat."

"Wanita yang baik mesti menutup aurat?"

"Ya."

""Wanita yang jahat mesti mendedah aurat?"

"Tidak semestinya, kerana ada wanita yang berhati baik tetapi belum menutup aurat kerana mungkin dia sedang berusaha untuk mengatasi halangan-halangan luaran dan dalamannya untuk menutup aurat."

"Apa yang boleh kita katakan kepada wanita begitu?"

"Dia sedang berusaha menjadi wanita yang baik."

"Bagaimana pula dengan wanita yang menutup aurat tetapi buruk perangainya? Wajarkah mereka mendedahkan aurat supaya tidak hipokrit."

"Perangai yang buruk bukan alasan mendedahkan aurat. Bagi mereka ini, tuntutan menutup aurat sudah ditegakkan, alhamdulilah. Tinggal satu lagi, tuntutan memperbaiki akhlak... itu sahaja yang perlu dilaksanakan. Satu selesai, tinggal lagi satu. Namun bayangkan jika disamping perangai buruk, mereka juga turut mendedahkan aurat ... Itu lebih buruk lagi. Dua perkara tak selesai, bab aurat dan bab perangai!"

"Jadi apa kita nak kata tentang wanita yang menutup aurat tetapi buruk perangai ni?" Sekali lagi dia mengajukan soalan yang sama.

"Wallahua'lam. Boleh jadi mereka juga sedang berusaha mengatasi halangan dalaman dan luarannya untuk memperbaiki perangainya. Dan nauzubillah, boleh jadi juga iman mereka sedang merosot sehingga menjejaskan akhlak mereka... yang lama kelamaan jika tidak diatasi akan menyebabkan mereka kembali mendedahkan aurat!"

Dia senyum. Alhamdulillah.

"Saya tahu apa yang saya akan lakukan sekarang..."

"Kenapa? Mengapa? Punya kekasih tidak bertudung tetapi baik hatinya? Atau dikecewakan oleh wanita bertudung tetapi buruk perangainya?"

Soalan akhir itu tidak terluahkan oleh saya. Saya simpan sahaja di dalam hati. Biarlah anak muda ini belajar dari pengalamannya... insyaAllah esok apabila dia mengalaminya sendiri, dia akan ingat satu persatu apa yang didengarnya pada hari ini!

Pahrol Mohamad Juoi adalah Pengarah dan Penyelidikan Modul merangkap Pengurus besar Fitrah Perkasa Sdn. Bhd. iaitu sebuah syarikat perunding dan latihan yang terlibat dalam program latihan bagi agensi-agensi kerajaan, badan-badan korporat dan syarikat-syarikat swasta. Pengalamannya menjelajah negara-negara ASEAN, Uzbekistan, Pakistan, Turki, Jepun, China, Jordan dan Mesir menambah kematangannya dalam bidang penulisan dan latihan. Beliau berkongsi kisah di http://genta-rasa.com/


please comment, do you like this post o not? tq

Saturday, February 4, 2012

Sebarkan Doa dan Sejahtera


Sesungguhnya salam itu merupakan sunnah terdahulu sejak zaman Nabi Adam 'alaihi salam sehingga ke hari kiamat, dan salam merupakan ucapan para penghuni syurga, Dan ucapan mereka di dalamnya adalah salam. Salam merupakan sunnah para Nabi, tabiat orang-orang yang bertakwa dan semboyan orang-orang yang suci. Namun, dewasa ini, benar-benar telah terjadi kekejian yang nyata dan perpecahan yang terang di tengah-tengah kaum muslimin! Jikalau engkau melihat mereka, ada saudara semuslim yang melintasi mereka, mereka tidak mengucapkan salam kepadanya. Sebahagian lagi hanya mengucapkan salam hanya kepada orang yang dikenalinya sahaja, bahkan mereka merasa aneh ketika ada orang yang tidak dikenalinya memberi salam kepadanya, mereka mengingkarinya dengan menyatakan "Apakah anda mengenali saya?".
Marilah Kembali Mengimarahkan Syiar Memberi Salam
Sedangkan yang sedemikian itu merupakan penyelisihan terhadap perintah Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam, sehingga menyebabkan semakin menjauhnya hati-hati mereka, semakin merebaknya perangai-perangai kasar dan semakin bertambahnya perpecahan. Bersabda Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam: "Tidaklah kalian akan masuk syurga sehingga kalian beriman, dan tidaklah kalian dikatakan beriman sehingga kalian saling mencintai. Mahukah kalian aku tunjukkan kepada sesuatu yang jika kalian mengamalkannya nescaya kalian akan saling mencintai, iaitu tebarkan salam di antara kalian." (HR Muslim).
Di dalam hadits Muttafaq 'alaihi, ada seorang lelaki bertanya kepada Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam, "Islam bagaimanakah yang baik?" Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam menjawab, "Memberi makan dan mengucapkan salam kepada orang yang engkau kenali mahupun yang tidak engkau kenali." (Muttafaq 'alaihi).
Maka yang demikian ini merupakan suatu anjuran untuk menyebarkan salam di tengah-tengah kaum muslimin, dan bahawasanya salam itu tidaklah terbatas kepada orang yang engkau kenali dan sahabat-sahabatmu sahaja, namun untuk keseluruhan kaum muslimin.
Adalah Abdullah Ibnu 'Umar Radhiallahu 'anhu pergi ke pasar pada pagi hari dan berkata : "Sesungguhnya kami pergi bertolak pada pagi hari adalah untuk menyebarkan salam, maka kami mengucapkan salam kepada siapa saja yang kami jumpai."
Salam itu menunjukkan ketawadhu'an seorang muslim, ia juga menunjukkan kecintaan kepada saudaranya yang lain. Salam menggambarkan akan kebersihan hatinya daripada dengki, dendam, kebencian, kesombongan dan rasa memandang rendah kepada orang lain. Salam merupakan hak kaum muslimin antara satu dengan lainnya, ia merupakan sebab tercapainya rasa saling mengenali, bertautnya hati dan bertambahnya rasa kasih sayang serta kecintaan. Ia juga merupakan sebab diperolehnya kebaikan dan sebab untuk seseorang masuk syurga. Menyebarkan salam adalah salah satu bentuk menghidupkan sunnah Mustofa Shalallahu 'alaihi wa sallam.
Bersabda Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam: "Lima perkara yang wajib bagi seorang muslim ke atas saudaranya, menjawab salam, mendo'akan orang yang bersin, memenuhi undangan, menjenguk orang sakit dan menghantarkan jenazah." (HR Muslim).
1. Disunnahkan tatkala bertemu dua jenis orang di jalan, iaitu orang yang berkenderaan supaya memberi salam kepada yang berjalan kaki, yang sedikit kepada yang ramai dan yang muda kepada yang tua. Bersabda Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam : "Hendaklah salam bagi yang berkenderaan kepada pejalan kaki, yang berjalan kaki kepada yang duduk dan yang sedikit kepada yang ramai." (HR. Muslim).
2. Sayogiyanya orang yang hendak memberikan salam kepada kaum muslimin dengan mengucapkan salam dan bukan dengan ucapan 'selamat pagi' atau 'selamat datang' ataupun 'hello', hendak dia memulainya dengan salam kemudian baru dia boleh menyambutnya dengan sapaan yang diperbolehkan di dalam Islam.
3. Disukai bagi seorang muslim yang akan masuk ke rumahnya, mengucapkan salam terlebih dahulu, kerana sesungguhnya berkah itu turun beserta salam, bersabda Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam : "Jika engkau hendak masuk ke rumahmu, hendaklah engkau salam, nescaya berkah akan turun kepadamu dan keluargamu." (HR Turmudzi). "Dan jika tidak ada seorangpun di dalamnya, maka ucapkan, Assalamu'alainaa 'ibaadillahish shaalihin." (HR Muslim).
4. Sayogiyanya mengucapkan salam itu dengan suara yang dapat didengar namun tidak mengganggu orang yang mendengar dan membangunkan orang yang tidur. Dari Miqdad Radhiallahu 'anhu berkata : "Kami mengangkat untuk Nabi bahagiannya daripada susu, dan beliau tiba saat malam, mengucapkan salam dengan suara yang tidak membangunkan orang yang tidur dan dapat didengar oleh orang yang jaga." (HR Muslim).
5. Dianjurkan untuk memberikan salam dan mengulanginya lagi jika terpisah daripada saudaranya, walaupun hanya dipisahkan oleh tembok. Dari Abu Hurairah Radhiallahu 'anhu, Rasulullah bersabda, "Jika seseorang di antara kalian bertemu dengan saudaranya, hendaklah dia memberinya salam, dan jika terpisah antara keduanya oleh pohon, tembok ataupun batu besar lalu bertemu kembali, hendakla kalian mengucapkan salam lagi kepadanya." (HR Abu Dawud).
6. Ramai ulama' memperbolehkan seorang lelaki mengucapkan salam kepada seorang wanita, dan sebaliknya, selama aman daripada fitnah, sebagaimana seorang wanita mengucapkan salam kepada mahramnya, maka wajib juga atasnya untuk menjawab salam daripada mereka. Demikian halnya seorang laki-laki kepada mahramnya wajib atasnya menjawab salam dari mereka. Jika dia seorang ajnabiyah (wanita bukan mahram), maka tidaklah mengapa mengucapkan salam kepadanya ataupun membalas salamnya jika wanita tersebut yang mengucapkan salam, selama aman daripada fitnah, dengan syarat tanpa bersentuhan tangan/jabat tangan dan mendayu-dayukan suara.
7. Daripada hal-hal yang tersebar di kalangan manusia adalah menjadikan salam itu berbentuk isyarat atau memberi tanda dengan tangan. Jika seseorang yang mengucapkan salam itu jauh, maka mengucapkan salam sambil memberikan isyarat tidaklah mengapa, selama dia tidak dapat mendengarmu, kerana isyarat ketika itu menjadi penunjuk salam dan tidak ada pengganti selainnya, juga demikian dalam membalasnya.
8. Dianjurkan bagi orang yang duduk mengucapkan salam ketika dia hendak berdiri di dalam majlisnya. Sebagaimana sabda Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam, "Jika kalian mendatangi suatu majlis hendaklah memberi salam, dan jika hendak berdiri seyogiyanya juga memberi salam, dan tidaklah yang pertama itu lebih berhak daripada yang terakhir". (HR. Abu Dawud)
9. Disunnahkan berjabat tangan ketika memberi salam dan memberikan tangannya kepada saudaranya. Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda : "Tidaklah bertemu dua orang muslim kemudian berjabat tangan kecuali Allah akan mengampuni dosanya sebelum berpisah". (HR. Abu Dawud dan Turmudzi).
10. Menunjukkan wajah yang ceria, bermanis muka dan tersenyum ketika salam. Sebagaimana sabda Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam : "Senyummu kepada saudaramu itu sedekah", dan sabdanya pula "Janganlah engkau remehkan suatu kebajikan sedikitpun, walaupun hanya bermanis muka terhadap saudaramu". (HR. Muslim)
11. Disunnahkan memberi salam kepada anak-anak sebagaimana Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam sentiasa melakukannya, dan yang demikian ini adalah suatu hal yang menggembirakan mereka, menanamkan rasa percaya diri dan menumbuhkan semangat menuntut ilmu di dalam hati mereka.
12. Tidak diperbolehkan memulai salam kepada orang kafir sebagaimana di dalam sabda Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam : "Janganlah mendahului Yahudi dan Nasrani dengan ucapan salam, jika engkau menemui salah seorang daripada mereka di jalan, desaklah hingga mereka menepi dari jalan". (HR. Muslim) dan bersabda pula Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam : "Jika ahli kitab memberi salam kepadamu maka jawablah dengan wa'alaikum" (mutafaq alaihi).
Maka hidupkanlah, wahai hamba Allah sunnah yang agung ini di tengah-tengah kaum muslimin agar lebih mempereratkan hati-hati kalian dan menyatukan jiwa-jiwa kalian serta untuk meraih ganjaran dan pahala di sisi Allah. Semoga salam dan shalawat senantiasa tercurahkan atas Nabi, keluarga baginda dan shahabat-shahabat baginda seluruhnya. Amin.

Sumber Text: Abu Amran (Terjemah Bahasa Melayu Oleh Abu Usamah)
Semoga kita semua beroleh ucapan Salam dari RabbulA'lamin InsyaAllah

                         سَلَامٌ قَوْلًا مِن رَّبٍّ رَّحِيمٍ
"(Kepada mereka dikatakan): ""Salam"", sebagai ucapan selamat dari Tuhan Yang Maha Penyayang."
(Surah Yasin 36: Ayat ke 58)


please comment, do you like this post o not? tq